Kesiapan hal-hal yang berbau teknis dalam dunia dragbike yang hanya mengenal satu kali putaran atau perjalanan kompetisi (201 meter) dipastikan sangat signifikan. Dalam hal ini, menyangkut kinerja timing-system. Jangan sampai kerap mengalami gangguan yang kemudian berimbas pada pelaksanaan ulang start. Kondisi demikian yang ternyata kerap terjadi dalam pagelaran King of Battle Competition Dragbike 2013 yang berlangsung di Mungkid, tepatnya area Pemkab Magelang, Ahad kemarin (24 Feb).
Investigasi di lapangan, beberapa joki mengalami fakta tersebut. Mereka harus melakukan start ulang. Sebut saja John Pells, Taufik Omphonk, VP Mboted, Dwi Batang dan lainnya. “Saya tiga kali lakukan start ulang karena catatan waktu tidak muncul. Selain melelahkan, konsentrasi juga jadi terganggu, “tegas John Pells. “Yang repot jika seperti saya, kena jump-start saat start ulang. Padahal sebelumnya tidak, “tambah VP Mboted yang dua kali melakukannya.
“Dengan motor yang sama dengan Yogi Keycot dan saya merasa bagus saat start sampai finish, sayang harus start ulang lagi, sedang Yogi tidak dan dapat podium juara. Untung saya tidak kena jump-start dan hanya masuk di posisi IV, “tutur Taufik Omphonk, berbendera OP 27 Motor Jogjakarta. Berbagai kenyataan tersebut dipastikan akan semakin memperkecil peluang juara, dikarenakan semua kelas yang dihadirkan langsung memasuki babak final. Apa sebab ? Mengingat jumlah starter yang mencapai lebih dari 500 petarung, sedang race awal dilakukan saat waktu menjelang siang.
“Memang semua kelas langsung final untuk menghemat waktu karena peserta yang membludak, “ucap Luwi Rusharmono selaku juri. Pada sisi lain, yang tidak kalah penting ialah waktu pelaksanaan yang pada akhirnya juga berlangsung hingga malam hari, sekitar pukul 20.00 WIB. Catatan otre, mengapa saat gelaran sebelumnya dragbike Banjarnegara (17 Feb) dengan jumlah dragbiker yang hampir sama justru bisa rampung tepat waktu pada sore hari.
Yang perlu diperhatikan dari fenomena tersebut ialah kesiapan penerangan yang kurang. Lampu hanya terang pada garis start. Selebihnya relatif gelap dan ini sangat membahayakan sekali. “Memang harus hati-hati karena di tengah lintasan dan finish tergolong gelap, “beber Toni Chupank (Kolor Ijo Top Jaya) yang akan berangkat hajatan dragbike di Thailand pada awal Maret nanti. Tentu saja, manajemen demikian kedepan harus diperbaiki. Terlebih, bagaimana pihak Pengprov IMI menerapkan aturan kepada setiap promotor hingga lebih disiplin dalam menerapkan manajemen penyelenggaraan.
JOKI JATIM MERASA SENANG DI JATENG (REGULASI LAWAS)
Catatan penting dalam dragbike Magelang ialah kehadiran joki-joki andalan Jawa Timur (Jatim). Diantaranya Tony Chupank, Richo Bochel, Yogi Keycot, Adi Plenthiz, F Tumi, John Pells, Yopi Takeri dan lainnya. Tentu saja, bukan sekedar mencermati kehadiran mereka. Dibalik itu semua, ternyata mereka nyaman berkompetisi di Jawa Tengah (Jateng) dikarenakan masih digunakannya regulasi atau aturan lawas. Dalam hal ini, tentang tidak adanya batasan untuk mengaplikasi jok standar alias bebas-bebas saja.
“Terus terang saya lebih senang main di luar Jatim. Tidak banyak aturan yang memberatkan kita macam akan dipergunakannya jok standar dan lain-lain. Ini berpengaruh secara psikologis, “tukas Richo Bochel yang kali ini membela banyak tim, namun untuk event-event tertentu dikontrak pasukan Anker Sport Harriot Keyspeed. “Menurut saya, memang IMI harus melihat bagaimana keinginan mayoritas dragster sehubungan akan dibuatkannya regulasi resmi dragbike, ‘timpal Raditya Harya Yuangga, akrab dipanggil Angga Kolor Ijo asal Nganjuk (Jatim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar