Blogger news

Kamis, 16 Mei 2013

ESEMKA, BUKAN MOBNAS EUFORIA ?


Sudah banyak merek mobil nasional bermunculan, kebanyakan berhenti di tengah jalan, dengan berbagai sebab. Sebut saja, Timor atau Bimantara. Namun, mobnas tetap menggeliat. Merek-merek seperti Arina, Gea, Tawon, Komobo atau Wakaba tetap eksis. Bahkan, produsen merek-merek ini punya asosiasi sendiri, melebur dalam wadah Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa).
Mengawali 2012, mobil Esemka lebih mendapatkan perhatian, apalagi setelah dipakai sebagai kendaraan dinas walikota dan wawali Solo. Menilik sejarah dan namanya, Esemka tentu lebih mengarah ke karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-nusantara.   Bisa dimaklumi, karena Esemka sendiri lahir dari sebuah program nasional direktorat pembinaan SMK Kemendiknas tahun 2009, yang menunjuk lima SMK sebagai pioner pembuatan dan perakitan mobil. Salah satunya SMK 1 Singosari Malang.

Awalnya, kelima sekolah ini ditugaskan merakit kendaraan dengan bahan baku yang sudah disediakan, ditopang mesin 1500cc pertama rakitan SMK Cilincing. Produk dari sekolah-sekolan inilah yang menjadi embrio mobnas.

SMK 1 Singosari merakit dua varian Esemka, yakni Digdaya dan Rajawali. Digdaya berjenis pick up extra cabin, kali pertama dipublikasikan 16 Mei 2009. Kemudian, SMK lain pun mulai memunculkan hasil produknya. Kini hampir semua SMK di nusantara punya kebebasan merakit sendiri mobil Esemka ini, termasuk menamainya.

Tentu saja, sekolah-sekolah ini tidak bisa sendirian membangun dan merakit mobil, mengandeng pihak lain sebagai vendor dan pemasok suku cadang. Yang jelas, kandungan lokal diperbanyak. Rata-rata, 80% dari perangkat mobil ini murni dari kandungan lokal.

SMKN Trucuk, SMKN 2 Solo dan SMK Warga, yang membangun Esemka Rajawali berbasis SUV menggandeng Kiat Motor Klaten untuk perakitan, pengerjaan hingga finishing. Part tertentu seperti lampu depan pun masih mengambil produk mobil lain, seperti lampu Honda CRV dan Isuzu Panther.

Mesinnya yang diberi nama Esemka 1.5i ini sendiri hasil riset dan rakitan SMKN 1 Jakarta dan SMK Muhammadiyah 2 Borobudur yang dibantu tenaga ahli PT. AIK Cikampek, termasuk die casting blok mesin. Part lain, tentu saja menggandeng vendor lain. Seperti piston set di mobil KiatEsemka dibantu PT. Taikin. Sedangkan silinder mesin maupun intake manifold dan sebagainya sudah berani dibikin oleh SMKN 1 Trucuk, Klaten dengan bantuan sebuah perusahaan pengecoran logam di Batur, Ceper, Klaten.

Dalam konstruksi mesin dan transmisi di Kiat Esemka type Digdaya memakai karya dari SMK Singosari, Malang yang bermitra usaha dengan sebuah bengkel mesin di Malang. "Khusus untuk dua mobil yang dipakai sebagai AD 1 dan AD 2 hasil rakitan dari SMKN 2 dan SMK Warga Solo dengan bantuan Kiat Motor Klaten, dalam pengerjaan dalam sektor sasis, interior, dan eksterior," ungkap Sukiyat, owner Kiat Motor.  "Jadi secara keseluruhan Kiat Esemka ini juga karya dari berbagai SMK di Indonesia, bukan dari salah satu atau dua SMK saja yang ikut berperan," tambah H. Moch Isnaini, humas & Konsultan Kiat Motor Klaten.

Esemka Digdaya, besutan SMKN 1 Singosari Malang lain lagi. Empat varian yang digarap siswa-siswa ini menggabungkan part dari mobil lain, seperti D-Max, Rush-Terios hingga Avanza-Xenia. Sementara, pick up Esemka rakitan SMKN 2 Surabaya, sasisnya dikerjakan oleh Nasional Motor dan beberapa part bodi digarap bengkel karoseri Ngagel Tama.

"Ditilik komposisinya, 80% komponen berasal dari lokal, sisanya impor dari China. Kami juga menggandeng beberapa UKM di Pasuruan untuk beberapa komponen, seperti interior dan bak," ungkap Bahrun, kepala SMKN 2 Surabaya yang diamini Tohadi, kajur otomotif. 

Dari pengamatan Otre saat meliput workshop Kiat Motor Klaten, tak hanya mobil bergenre SUV atau Sport Utility Vehicle seperti yang menjadi mobil dinas AD 1 dan AD 2 itu saja yang diproduksi. Ke depan sudah dipersiapkan type Pick Up untuk menjadi jajaran produk dari Kiat Esemka yang segmen pemakainya ditujukan pada sektor niaga atau kalangan menengah ke bawah.

"Yang saat ini sudah masuk ke dalam rangkaian uji kelaikan jalan baru type Rajawali dan Digdaya saja, untuk type Pick Up masih dalam proses pengerjaan, nama type-nya saja belum saya tentukan," terang H. Sukiyat.


SMK BASIS PRODUKSI MOBNAS

Maybe, jika tidak dijadikan mobil dinas oleh walikota dan wawali Solo, Esemka tidak akan mendapatkan perhatian berlebihan seperti sekarang. Namun, keberhasilan program Esemka ini perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, meskipun Kemendiknas adalah sponsor utama program Esemka.

"Dalam program in, setiap SMK mendapatkan dana hibah pengembangan sekitar Rp 1 miliar, namun hasilnya sangat bagus dan ini membanggakan," ungkap Dr. Joko Sutrisno, direktur pembinaan SMK dari ditjen Manajemen Pendidikan Dasar & Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.

Ke depannya, SMK-SMK ini akan dijadikan basis produksi massal mobil Esemka dengan spesialiasi tertentu. Tak kurang 23 SMK akan dilibatkan dalam produksi massal mobil Esemka dengan berbagai tipe. Delapan diantaranya berasal dari SMK Jawa timur. "Dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti produsen spare part, UKM hingga investor dan pemerintah sebagai regulator, sangat diharapkan agar Esemka bisa diproduksi massal dan dipasarkan," tutup Joko Sutrisno.


SMKN 1 SINGOSARI MALANG

SMKN 1 Singosari adalah salah satu sekolah pelopor program Esemka. Siswa kreatif, khususnya jurusan Program Keahlian Ototronic/Otomotif telah sukses merilis produk prototipe pick-up extra cabin Esemka Digdaya 1.5i, dan langsung ditanda-tangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selama dua 2 tahun, siswa-siswa ini melakukan asembling beberapa buah Mobnas Esemka dengan ragam varian dari Extra Cabin, Double Cabin 4x4 dan 4x2, serta paling hot SUV injeksi 2000cc. ”Ke depan, rencananya kami fokus pada produksi varian mini truck dan pick up yang semoga bisa diproduksi masal untuk disebarkan ke seluruh SMK serta masyarakat umum di pelosok-pelosok yang sangat membutuhkan keberadaan mini truck berharga ekonomis,” tutur Agus Sudarto, Waka-Humas SMKN 1 Singosari - Malang.

Kini, sekolah di bilangan Mondokoro Singosari kini dipercaya Dit.PSMK merakit 200 dari 1000 unit mesin Esemka, yang akan didistribusikan ke 10 SMK se-Jatim untuk dikembangkan sebagai mesin unit Esemka varian pick-up.

”Selama ini generasi muda khususnya pelajar SMK hanya dibekali ketrampilan pemeliharaan kendaraan saja dan sudah saatnya mereka-mereka dididik berkemampuan lebih, mampu merakit mobil. Tentunya akan jadi sebuah ketrampilan yang luar biasa karena mereka dididik untuk lebih teliti demi kesempurnaan mobil hasil rakitannya,” tutup Agus Sudarto. Salut !


GELIAT MOBNAS
KANCILPengembang : PT. Kancil (Kurnia Abadi Niaga Citra Indah Lestari) - Serang
Jenis : Mobil Niaga Cilik Irit Lincah
Engine : 1 silinder 250cc
Bobot : 850kg
Daya Angkut : 5 orang

TAWONPengembang : PT.Super Gasindo Jaya (AutoGas) Tangerang
Jenis : City car
Engine : 2 silinder 650cc
Daya / torsi : 20 Kw / 49Nm
Kisaran Harga : Rp 50 jutaan

TRANSFORMERPengembang : PT.Super Gasindo Jaya (AutoGas) Banten
Jenis : Pick Up
Engine : 2 silinder 650cc
Daya / torsi : 20 Kw / 49Nm
Kisaran Harga : Rp 55 jutaan

GEAPengembang : PT.Inka - Madiun
Jenis : City car/PU/
Engine : 650cc EFI
Gearbox : 4 percepatan
P X L X T : 3320mm X 1490mm X 1640mm
Sumbu : 1965
Harga : Rp 45-50 jutaan

KOMODOPengembang : PT.Fin Tetra Indonesia
Jenis : Off Road Utility Vehicle (OUV)
Engine : 250cc
Penggerak : 2WD
Top Speed / Daya angkut : 60 km/jam & 250 kg

BONEOPengembang : PT.Boneo Daya Utama / ITM
Varian : 3 (city car/mini PU/mini MPV)
Engine : V Twin - 600cc
Daya : 20,5 hp

ARINAPengembang : Unnes Semarang
Jenis : Citycar
Engine : 150-250cc
Kapasitas : 2 penumpang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

my blog panda racing

Pages

YOUTH ARE FOREVER