Bila marga bebek dan skutik kebanyakan “berdarah” Thailand,
belakangan spesies sport terutama di bawah 200cc justru berdarah India
karena memang dikembangkan di negeri anak benua Asia itu. Sebut saja
tiga motor sport beraura street fighter berkapasitas 150cc ke bawah yang
baru saja dirilis itu ; Honda New MegaPro, Yamaha Byson dan Bajaj
Pulsar 135LS.
Ketiganya, kini tengah bertarung di pasar Indonesia memperebutkan
pasar light sport yang tengah berkembang apik. Bagaimana kelebihan
masing-masing ? Kita soroti saja dapur pacunya karena dari sisi lain
tampang dan konstruksinya mirip-mirip.
Teknologi Sepadan Trio: STREET FIGHTER PERKOTAAN
Secara teknologi, ketiga light sport keturunan India itu tak jauh
beda. Belum modern-modern amat. Lihat saja sistem pengkabutannya, masih
memakai karburator dan belum mengaplikasi sistem injeksi. Namun meski
masih berkaburator, sistem pengapiannya rata-rata sudah lebih
disempurnakan dengan aplikasi piranti sensor yang mengatur pecikan api
di ruang bakar atau lazim disebut TPS (Throtle Positioning Sensor).
TPS
yang merupakan sensor pengatur waktu pengapian berdasarkan rpm mesin
dan bukaan throtle valve yang ditempatkan di karburator, juga dipakai
pada New MegaPro. Piranti ini, ternyata juga bukan sesuatu yang baru
karena sebelumnya juga sudah pernah dipakai pada Honda Karisma.
Bagaimana
dengan Yamaha Byson ?. Salah satu yang diunggulkan pada dapur pacunya
adalah pemakaian crankshaft offset serta pemakaian balancer. Teknologi
balancer weight ini ternyata juga sudah “pernah dicoba” dan sukses saat
diaplikasi RX-Z dan Crypton.
Bajaj, so pasti juga berteknologi
mirip-mirip. Sudah memakai TPS, Pulsar 135 LS (Light Sport) itu juga
sudah ber DTS-i yang dikembangkan oleh Bajaj sejak 2004 dan diklaim
mampu mendongkrak power sampai 1 bhp sekaligus lebih irit bahan bakar.
Ketiganya,
meski kapasitas mesinnya beda-beda tipis (hanya Pulsar yang cuma 135cc)
namun memiliki tenaga yang nyaris sebanding, bermain di angka 13 hp
(sekitar 10 Kw) di kisaran kitiran 7.500 – 9.000 rpm.
Bajaj,
nampaknya cukup diwakili Pulsar 135 LS karena meski memiliki varian
Pulsar 150 DTS-i, pabrikan India yang dikembakan Bajaj Auto bermitra
dengan desainer sepeda motor Glynn Kerr Tokyo R&D, itu merasa
sanggup mengimbangi brand Jepang bermesin 150cc. Pulsar 150 DTSi,
mempunyai semburan power yang jauh di atas kedua brand Jepang di atas,
yakni 20 hp atau setara 15 Kw.
Silinder cop desain baru
Meskipun
bersaing sengit, tapi dalam hal rancangan silinder cop, lebih tepatnya
pada bracket noken as dan rocker arm, milik Byson, New Mega Pro dan
Bajaj 135 LS memiliki persamaan desain.
Menganut model open top
case. Jadi saat semi over houl tak perlu sampai menurunkan mesin. Cukup
dilakukan dengan posisi mesin masih terapit engine mounting. Selain itu,
dalam keperluan proses penyetelan katup juga bisa dilakukan dengan
cermat. Pasalnya, space untuk menyusupkan fuller gauge ke clearence
tapet dan katup jadi lebih jelas terkontrol.
Bagaimana kelebihan dan kekurangan dapur pacu ketiga light sport yang modelnya mengacu ke street fighter itu ? tim
Honda New Mega Pro: PERKOTAAN LINCAH, LUAR KOTA BERTENAGA
Mengusung teknologi terbaru yang disebut X-tra Responsif Performance
(XRP), “saudara kembar” Honda Unicorn Dazzler yang dikembangkan di India
ini dicangkoki mesin 149,1 cc dan 5 percepatan. Sanggup mengkail power
maksimal 13,7 PS di 8500 rpm dan perolehan torsi maksimal 1,31 Kgf.m di
6500 rpm. Paling revolusioner dalam pemakaian bearing. Kali ini New Mega
Pro mengaplikasi bearing bambu atau yang biasa disebut dengan roces.
“Tapi
Honda menyebut nya dengan istilah Roller Bearing Crankshaft (RBC). New
Mega Pro bisa dianggap sebagai motor pertama di Indonesia yang
mengaplikasi bearing jenis RBC,” buka Jaka Chief Mekanik PT. MPM,
Surabaya.
Clearence RBC yang dihasilkan lebih rapat, memiliki
nilai keakurasian clearence yang stabil. Maka kecepatan putaran mesin
dikawal lebih optimal, baik di putaran rendah maupun putaran tinggi. Hal
itu juga disebabkan nilai sentrifugal RBC lebih kecil dibanding bearing
konvensional. “Sehingga kecil kemungkinan menghambat lonjakan rpm
mesin,” terang Jaka.
Suara mesin yang dihasilkan juga jadi jauh
lebih lembut, baik saat stasioner maupun putaran idle. Dalam hal ini,
ketahanan komponen mesin terutama yang berpola gigi akan lebih tahan
lama.
RBC juga sangat menunjang untuk keperluan bergasing di rpm
tinggi. Sebab makin banyak jumlah bantalan bambu yang memback up
putaran as kruk. Hanya saja dalam pemakaian oli mesin, RBC membutuhkan
jenis pelumas lebih encer, jenis SAE 10w/20. “Agar pelumas lebih mudah
masuk ke celah pori RBC yang lebih rapat,” urai Jaka.
Dan
sebagai langkah untuk mengakomodir segmen remaja yang demen akan
akselerasi, maka pada produk New Mega Pro, tak memakai kampas kopling
judder. Dekapan kampas kopling dan plat kopling jadi lebih kompak
mentransfer power mesin ke roda. Akselerasi pun dihasilkan lebih
responsif.
Serta disokong program CDI ECM, yang juga mendukung
mekanis TPS. “Hasil pengujian CDI ECM ini optimal menghasilkan arus
listrik lebih stabil saat rpm tinggi dan juga lebih spontan saat
dibutuhkan untuk keperluan yang sifat nya mendadak,” yakin Jaka.
Suplai
bahan bakar dikawal karbu jenis vakum, berlabel Keihin 26 mm. Ada yang
lain pada karbunya, dilengkapi sensor pengatur waktu pengapian
berdasarkan rpm mesin dan bukaan throtle valve yang biasa disebut
Throtle Positioning Sensor (TPS). Seperti yang diaplikasi pada karbu
Karisma. TPS yang diusung kali ini mampu membagi 12 mapping waktu
pengapian.
“Power loss yang biasa terjadi saat berakselerasi
dari stasioner ke rpm menengah jadi dapat diminimalisir. Juga lebih
optimal meningkatkan ketepatan mesin terhadap posisi throtle valve,”
tunuk Jaka. Ia menambahkan, power dan konsumsi BBM yang dihasilkan jadi
lebih sebanding, meskipun dipakai dengan gaya pemakaian stop and go.
Masih
tahap untuk menciptakan efesiensi gesek, dalam pemakaian rocker arm
pada produk New Mega Pro juga dilengkapi dengan roller. Untuk
memperkecil nilai gesek rocker arm saat bersinggunan dengan noken as,
saat katup membuka.
Begitu juga dengan speed piston, diyakini
bisa bertambah. Pasalnya, desain piston kali ini dilengkapi dengan nat
atau oil land, di bagian bawah ring minyak. Desain piston ini bisa
dikategorikan sebagai piston kompetisi, seperti yang beredar di speed
shop. Manfaat nya, nilai pelumasan tak lagi hanya mengandalkan dari
sirkulasi ring minyak di urutan 3 pada susunan ring piston.
“Dengan
ada nya back up oli mesin pada dinding piston, kecepatan limit piston
dipastikan bisa bertambah, sekaligus menekan gesekan,” tutur Jaka.
SPESIFIKASI HONDA NEW MEGA PRO 150 CC Tipe mesin : 4 langkah OHC berpendingin udara, Diameter x langkah : 57,3 mm x 57,8 mm
Transmisi:
5 keecepatan, Power maksimal : 13,7 Ps pada 8500 rpm, Torsi maksimum :
1,31 Kgf.m pada 6500 rpm, Sistem pelumasan : Basah, Sok depan :
Teleskopik, Sok belakang : Monosok adjustable, Rem depan : Cakram
hidrolik piston ganda, Rem belakang : Cakram hidrolik piston tunggal
(tipe CW) , Tangki : 12 liter , Jarak sumbu roda : 1313 mm, Jarak
terendah ke tanah : 152 mm Berat kosong : 136 Kg (tipe CW), Speedometer :
Analog - Digital
HARGA: RP. 19.500.000
Yamaha Byson: TEKNOLOGI BALAP DI MOTOR HARIAN
Bagaimana dengan teknologi mesin yang diusung oleh Byson yang
memiliki kapasitas mesin 153 cc ? Kembaran Yamaha FZ 15 yang dirilis
resmi di India Januari 2008 silam, motor ini mengantongi power maksimal
10,1 Kw pada 7500 rpm dan pencapaian torsi maksimal 13,6 Nm pada 6000
rpm.
“Paling menonjol dan dikenal terbaru ada di crankshaft
offset serta pemakaian balancer,” terang Ilham instruktur training
education Yamaha PT. STSJ, di kawasan Jl. Basuki Rakhmat, Surabaya.
Menarik
memang, prioritas teknologi Yamaha kali ini juga menekan efesiensi
gesek komponen mesin. Macam crankshaft offset, yakni perubahan titik big
end yang bergeser 5 mm ke belakang (kiri) saat posisi top piston. Tentu
saja ditujukan untuk mengurangi tingkat hambatan dan gesekan piston dan
silinder saat piston naik turun. Teknologi balancer weight seperti yang
diaplikasi di RX-Z dan Crypton pingin diulang pada produk Byson.
“Data
bobot masih belum ada, hanya saja desainnya masih menganut model kapak
yang digerakkan oleh gigi primer pada aturan top timing yang telah
ditentukan,” tunjuk Ilham. Selain difungsikan untuk mengurangi vibra
pada mesin, juga optimal menunjang akselerasi menengah ke atas.
Efesiensi
gesek juga ditunjukkan pada konstruksi liner silinder dan ring piston
nomer satu atau paling atas. Pemakaian liner pada Byson tak lagi dibuat
dari besi tuang. Lebih dari itu tekhnologi pembuatan linernya
mengaplikasi tekhnologi centrifugal cast in sleeve dengan bahan Molten
Iron, sehingga optimal mengurangi mempertahankan kompresi dan pembakaran
lebih akurat.
Lebih lanjut, untuk susunan ring piston paling
atas, bahannya memakai nitride treatment dengan nilai kekerasan melebihi
baja. “Gesekan yang dihasilkan oleh ring piston dan silinder jadi lebih
licin, serta tahan menerima kalor efek pembakaran,” yakin Ilham.
Pada
sektor silinder cop, Byson juga mengaplikasi rocker arm yang dilengkapi
dengan roller, seperti rocker arm MX-135 LC. Lantaran dianggap sukses
menekan tingkat gesekan serta menghasilkan akurasi bukaan katup pada
clearence yang ditentukan.
Tambahan teknologi terbarunya ada di
ruang bakar, yang menganut desain jajaran genjang, evolusi dari desain
bath up yang biasa diaplikasi tuner road race.
“Siklus gas segar
yang dikompresikan jadi membentuk pusaran, untuk menghasilkan gas segar
lebih homogen,” detail Ilham. Selain itu, posisi katup in (28 mm) dan
ex (23,5 mm) juga dibuat off set dan tak simetris dengan perbandingan
kompresi 9,5 : 1.
Sebaliknya, sektor kampas kopling untuk 2
lapis di bagian tengah jumlah tonjolan pad (nok) dibuat lebih minim,
yakni 40 nok dan bagian luar 48 nok. Ditujukan untuk meredam terjadinya
hentakan dan mendukung tipikal mesin bertorsi besar. Sehingga power
Byson lebih terasa nendang di gasingan menengah.
Suplai BBM
dilayani model vakum tipe khas Yamaha Skinners Union dan dilengkapi
Throtle Position Sensor, seperti yang diaplikasi pada MX-135 LC. Dan
program pengapian dikemas dalam CDI produk Denso DC. “Selain itu input
lain yang deprogram CDI adalah speedometer, takometer, TPS dan safe
diagnosis,” bebernya. tim/pid
SPESIFIKASI YAMAHA BYSON 150 CCTipe
mesin : 4 tak SOHC 2 katup berpendingin udara, Diameter x langkah : 58
mm x 57,9 mm, Transmisi : 5 kecepatan , Power maksimal : 10,1 Kw pada
7500 rpm, Torsi maksimal: 13,6 Nm pada 6000 rpm, Sistem pelumasan :
Basah , Sistem starter : Electric & Bash , Sok depan : Teleeskopik,
Sok belakang : Monosok monocross, Rem depan : Cakram, Rem belakang:
Tromol , Tangki : 12 liter, Jarak skumbu roda : 1334 mm, Jarak terendah
ke tanah : 160 mm, Berat (oli & BBM) : 137 Kg, Speedometer : Full
LCD Digital
HARGA : RP. 20.160.000
Bajaj Pulsar 135 LS: CUKUP 135 CC TAPI BERTENAGA GEDE
Dilepas ke pasaran secara resmi Desember 2009, Bajaj Pulsar 135 LS
(Light Sport) DTSi, sebenarnya berkemampuan tak beda jauh dari dua
kompetitornya yang sama-sama dikembangkan di India ; New Mega Pro dan
Yamaha Byson.
Andreas kepala mekanik diler dan bengkel resmi PT.
Bajaj Mitra Sukses Abadi di BAI, di kawasan Jl. Mayjend Sungkono,
Surabaya menjelaskan bahwa Pulsar 135 LS ini adalah varian terbaru dan
bukan dress up dari Bajaj 125 cc XCD atau spek down dari Pulsar 180 cc.
Fitur terbaru pada silinder cop nya menganut model 4 katup dan
dioperasikan 1 noken as. Jadi prinsip kerjanya, 1 rocker arm membuka 2
katup.
“Kalau ditinjau dari kapasitas mesinnya memang kesan
pemakaian 4 katupnya terkesan ekstrim. Tapi begitu lah komitmen Bajaj
untuk menciptakan sport irit, lincah dan bertenaga besar,” urai Andreas.
Masih
dibagian silinder cop, Pulsar 135 LS ini juga menganut desain ruang
bakar model oval. Untuk menghendaki terjadinya pusaran gas segar yang
akan dimampatkan saat kompresi. Proses homogen gas segar juga mulai
terjadi pada joint karbu dan intake manifold, sebab saat itu gas segar
mengalami terjadinya pantulan pada sekat intake manifold.
Untuk
suplai gas segar, dilayani karbu vakum tipe BS 26 mm ini, dengan
komposisi main jet 107 dan pilot jet 12,5. Fitur Throtle Position Sensor
juga diaplikasi, untuk menyelaraskan posisi bukaan throttle valve
dengan kapasitas arus listrik yang dibutuhkan. Dengan perangkat ini,
power Pulsar 135 LS makin enak dibuka tutup, saat keperluan membelah
kemacetan.
Sistem pembakarannya tetap disulut 2 busi, seperti
yang telah sukses di pendahulunya yakni Bajaj Pulsar 180 cc dan tetap
dikemas dalam tekhnologi DTS-I. Dan terprogram pada Digital Multi Map
CDI. Percikan api di kedua busi ini deprogram akan nyala bersamaan saat
mulai hidup hingga rpm 6000. “Dan ketika berada diatas rpm 6000, busi
skunder akan mati dan berganti primer (sisi kanan) yang hidup,”detail
Andreas.
Akelerasi Pulsar 135 LS dirancang lebih agresif, gigi 1
mengaplikasi perbandingan (34-12) performanya singkat bisa tembus hingga
40 Km/jam ketika cara bawaan gigi 1 power band nya dibuat lunas. Gigi 2
menganut close rastio, yakni (31-17), minim delay sehingga power gigi 2
terkesan nendang.
Tekhnologi efesiensi gesek turut diusung
dengan pemakaian roller pada rocker arm. Khusus untuk kontruksi roller
rocker arm, Bajaj membuat nya spesial dengan bantalan lebih rapat.
Mengingat roller rocker arm Pulsar 135 LS, melawan 2 pegas katup (in-2,
ex-2). Selain itu, piston berdiameter 53 mm dilapis Molycote sejenis
Teflon, agar licin naik turun di silinder. “Dan disuport Nozle Oil Jet
yang berada di sisi kanan daun as kruk, untuk melumasi pantat piston,
”terang Andreas.
Selain itu crank shaft off set juga
diaplikasi, lewat perubahan pada titik big end yang tak simetris dengan
pen piston (small end) ketika posisi Top Dead Center atau TMA. Rancangan
ini sengaja dimanfaatkan untuk menyempurnakan sodokan torsi daun as
kruk Pulsar 135 LS yang lebih lebar dibanding Bajaj 125 XCD. “Jadi
bawaannya akan terasa saat di abwa di rpm 6000, ada semacam muntahan
power yang nyodok terus, ”beber Andreas.
SPESIFIKASI BAJAJ 135 LSTipe
mesin : 4 tak beerpendingin udara DTS-I, Kapasitas mesin : 135 cc.,
Bore x stroke : 54 mm x 58,8 mm, Perbandingan kompresi : 9,8 : 1, Tenaga
maaksimal : 13,5 Hp di 9000 rpm Torsi maksimal : 11,4 Nm di 7500 rpm,
Sistem transmisi : 1 depan, 2,, 3, 4, 5 ke belakang
Sok depan:
Teleskopik pelapis anti gesek travel 130 cm, Sok belakang : Nitro-X, Rem
depan : Cakram 24 cm, Rem belakang : Tromol 130 mm, Tangki : 8 liter ,
Jarak sumbu roda : 1325 mm, Berat kosong : 122 Kg, Speedometer :
Digital
Harga : Rp. 15 juta